Catatan Kecil Apoteker

Sebuah blog yang berisi tentang ilmu farmasi

Latest Posts

TUTORIAL FARMAKOTERAPI DIABETES MELLITUS (1)

By 07:26



Kasus:
Tn. RM usia 39 tahun dengan BB 83 kg dan TB 165 cm datang ke dokter dengan keluhan dalam dua bulan terakhir badan sering merasa lemah, cepat lelah. Dalam satu bulan terakhir berat badan pasien turun 8 kg, padahal yang bersangkutan merasa aktivitas makan normal, bahkan meningkat. Pasien pekerja kantor dengan aktivitas yang menuntut banyak duduk dan jarang olahraga. Riwayat keluarga ibu DM.
Dari pemeriksaan gula darah diperoleh hasil GDA 280 mg/ dl. Diagnosa dokter menyatakan DM tipe 2. Kemudian pasien diberikan arahan menurunkan berat badan, diet asupan makanan, olahraga secara teratur. Terapi obat Metformin 2 x 500 mg. Pasien diminta kembali dua bulan kemudian untuk dilakukan evaluasi.
Pertanyaan:
1.      Jelaskan kriteria seorang pasien dinyatakan DM!
Jawab:
Kriteria seorang pasien yang dinyatakan DM:
a.       Mengalami gejala DM, seperti poliurea (sering kencing), polidipsi (sering haus), polifagia (sering lapar), dan berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
b.      Memiliki GDA (Gula Darah Acak) ≥ 200 mg/dl (11,1 mmol/L).
c.       Memiliki GDP (Gula Darah Puasa) ≥ 126 mg/dl (7 mmol/L).
d.      Memiliki GD (Gula Darah) ≥ 200 mg/dl sesudah beban glukosa 75 g pada TTGO.
e.       Memiliki HbA1c > 6,5%.

2.      Jelaskan faktor resiko yang ada pada Tuan RM untuk mengalami DM!
Jawab:
a.       Riwayat keluarga. Pada kasus tersebut, ibu Tn RM mengalami DM sehingga Tn RM juga beresiko untuk menderita DM.
b.      Obesitas (> 20% lebih dari IBW atau BMI > 25). Obesitas abdominal menyebabkan resistensi insulin. Peningkatan resistensi insulin dengan penambahan berat badan akan mempengaruhi jumlah Visceral Adipose Tissue (VAT). VAT memproduksi sitokin yang menyebabkan resistensi insulin dengan cara mengurangi sensitivitas insulin di jaringan peripheral (Dipiro Pharmacotherapy 7th edition page 1212).
c.       Aktivitas dan olahraga yang kurang. Kurangnya aktivitas dan olahraga akan menyebabkan resistensi insulin meningkat dan menyebabkan glukosa lebih banyak masuk ke dalam darah.

3.      Jelaskan keterkaitan keluhan yang ada pada Tuan RM dengan DM dan gejala klinik DM yang lain!
Jawab:
Keterkaitan keluhan yang ada pada pasien dengan DM dan gejala klinik DM lain:
a.       Tubuh sering merasa lemah dan lelah.
Adanya resistensi insulin menyebabkan terjadi gangguan metabolisme karbohidrat sehingga proses glikolisis menurun. Pada proses glikosis, glukosa dipecah menjadi asam piruvat dan ATP yang berfungsi sebagai sumber energi. Menurunnya proses glikolisis menyebabkan sumber energi berkurang dan tubuh menjadi lemah dan lelah.
b.      Turunnya berat badan pasien.
Pada penderita DM, efek metabolik dari insulin akan terganggu. Sehingga insulin tidak bisa masuk ke dalam sel. Kemudian tubuh akan melakukan glukoneogenesis (sintesis glukosa dari protein dan lemak). Jika glukoneogenesis terjadi terus menerus maka akan terjadi lipolisis dan proteolisis sehingga menurunkan berat badan pasien.
c.       Sering kencing pada malam hari.
Gangguan metabolisme glukosa yang dialami pasien DM akan menyebabkan diuresis meningkat karena glukosa bersifat diuresis osmotik.

4.      Jelaskan klasifikasi DM! Tuan RM di atas mengalami tipe DM yang mana?
Jawab:
Klasifikasi DM:
a.       DM tipe 1
Adanya destruksi autoimun dari sel-sel beta kelenjar pankreas yang mengakibatkan defisiensi sekresi insulin absolut.
b.      DM tipe 2
Adanya kegagalan sel-sel sasaran insulin untuk merespon insulin secara normal, keadaan ini disebut resisten insulin. Selain itu dapat juga timbul gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa hepatik yang berlebihan. Pada tipe ini, sel beta pankreas tidak mengalami kerusakan sehingga defisiensi fungsi insulin hanya bersifat relatif. Banyak faktor resiko yang terjadi pada DM tipe 2, yaitu obesitas, riwayat keluarga, dan sebagainya.
c.       DM tipe lain
Dapat disebabkan oleh efek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat/ zat kimia, infeksi, sebab imunologi, dan sindrom genetika lain yang berkaitan dengan DM.
d.      DM gestasional
Intoleransi glukosa yang didapati pada masa gestasional (kehamilan), biasanya pada trisemester kedua/ ketiga. DM gestasional berhubungan dengan meningkatnya komplikasi perinatal (di sekitar waktu melahirkan), dan ibu beresiko menderita DM dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah melahirkan.

Tn RM mengalami DM tipe 2 berdasarkan faktor resiko yang sama.

5.      Jelaskan peran insulin dalam mengendalikan gula darah!
Jawab:
Peran insulin dalam mengendalikan glukosa darah:
·           Dalam hati
1.      Insulin meningkatkan penyimpanan energi melalui stimulasi sintesis glikogen dan penyimpanan. Selain itu, insulin menstimulasi lipogenesis dan meningkatkan sintesis protein.
2.      Insulin menghambat keluaran glukosa hepatik melalui penghambatan glukoneogenesis dan glikolisis. Insulin juga menghambat oksidasi asam lemak dan menurunkan produksi bahan keton (ketogenesis).
·           Dalam otot
Insulin menstimulasi ambilan glukosa dan meningkatkan penyimpanan glukosa dengan menstimulasi sintesis glikogen serta menghambat katabolisme.
·           Dalam lemak
Membantu penyimpanan lemak karena meningkatkan alfa-gliserofosfatase suatu perantara esterifikasi asam lemak bebas, yang kemudian disimpan sebagai trigliserida.

6.      Jelaskan alasan pilihan obat metformin untuk pasien di atas! Bagaimanakah cara kerja obat ini? Sebutkan efek samping yang potensial dan cara mengatasi ESO tersebut!
Jawab:
Untuk penderita DM dengan kriteria seperti Tn RM yang merupakan DM tipe 2, obat yang cocok adalah metformin. Karena pada DM tipe 2 sensitifitas insulin menurun dan metformin berfungsi untuk menurunkan glukosa darah pada tingkat seluler. Selain itu, metformin juga menurunkan produksi gula hati dan menekan nafsu makan sehingga cocok untuk pasien yang obesitas.
Mekanisme kerja metformin adalah metformin tidak menyebabkan rangsangan sekresi insulin dan umumnya tidak menyebabkan hipoglikemia. Metformin juga menurunkan produksi glukosa di hepar dan meningkatkan sensitifitas jaringan otot dan adipose terhadap insulin. Efek ini terjadi karena adanya aktivasi kinase di sel.
Efek sampingnya adalah pada saluran pencernaan, termasuk rasa tidak nyaman pada perut/ diare pada 30% pasien. Terkadang anoreksia, mual.
Cara mengatasi ESO:
·           Untuk mengurangi mual: obat diberikan setelah makan/ pada saat makan.
·           Efek samping pada saluran pencernaan: metformin hendaknya dimulai pada dosis rendah dengan peningkatan secara bertahap/ digunakan sediaan extended release, untuk meminimalkan ESO.

7.      Jelaskan keterkaitan perubahan gaya hidup dengan harapan terkendalinya gula darah pasien di atas!
Jawab:
Perubahan gaya hidup berkaitan dengan harapan terkendalinya gula darah pasien. Untuk mengendalikan gula darah, pasien DM tipe 2 harus diet karena sebagian besar pasien DM tipe 2 memerlukan batasan kalori untuk menurunkan berat badan dan menurunkan resistensi insulin. Selain diet, aktivitas fisik atau olahraga juga diperlukan untuk memperbaiki resistensi insulin dan kontrol gula darah karena dengan aktivitas fisik, masuk ke glukosa ke dalam jaringan akan meningkat meskipun tanpa insulin. Juga menurunkan faktor resiko kardiovaskular serta berkontribusi terhadap penurunan dan mempertahankan berat badan.

8.      Untuk seorang dengan faktor resiko seperti di atas, kapankah sebaiknya dilakukan skrining untuk DM?
Jawab:

Menurut American Diabetes Association (ADA), skrining DM tipe 2 dilakukan setiap 3 tahun pada semua orang dewasa dimulai dari usia 45 tahun. Pengujian ini lebih difokuskan dengan mempertimbangkan faktor usia dan faktor resiko lainnya. Pengujian yang dianjurkan adalah uji glukosa puasa.

You Might Also Like

0 comments