TUTORIAL FARMAKOTERAPI DIABETES MELLITUS (1)
Kasus:
Tn. RM usia 39 tahun
dengan BB 83 kg dan TB 165 cm datang ke dokter dengan keluhan dalam dua bulan
terakhir badan sering merasa lemah, cepat lelah. Dalam satu bulan terakhir
berat badan pasien turun 8 kg, padahal yang bersangkutan merasa aktivitas makan
normal, bahkan meningkat. Pasien pekerja kantor dengan aktivitas yang menuntut
banyak duduk dan jarang olahraga. Riwayat keluarga ibu DM.
Dari pemeriksaan gula
darah diperoleh hasil GDA 280 mg/ dl. Diagnosa dokter menyatakan DM tipe 2.
Kemudian pasien diberikan arahan menurunkan berat badan, diet asupan makanan,
olahraga secara teratur. Terapi obat Metformin 2 x 500 mg. Pasien diminta
kembali dua bulan kemudian untuk dilakukan evaluasi.
Pertanyaan:
1.
Jelaskan kriteria seorang pasien
dinyatakan DM!
Jawab:
Kriteria
seorang pasien yang dinyatakan DM:
a. Mengalami
gejala DM, seperti poliurea (sering kencing), polidipsi (sering haus),
polifagia (sering lapar), dan berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
b. Memiliki
GDA (Gula Darah Acak) ≥ 200 mg/dl (11,1 mmol/L).
c. Memiliki
GDP (Gula Darah Puasa) ≥ 126 mg/dl (7 mmol/L).
d. Memiliki
GD (Gula Darah) ≥ 200 mg/dl sesudah beban glukosa 75 g pada TTGO.
e. Memiliki
HbA1c > 6,5%.
2.
Jelaskan faktor resiko yang ada pada
Tuan RM untuk mengalami DM!
Jawab:
a. Riwayat
keluarga. Pada kasus tersebut, ibu Tn RM mengalami DM sehingga Tn RM juga
beresiko untuk menderita DM.
b. Obesitas
(> 20% lebih dari IBW atau BMI > 25). Obesitas abdominal menyebabkan
resistensi insulin. Peningkatan resistensi insulin dengan penambahan berat
badan akan mempengaruhi jumlah Visceral
Adipose Tissue (VAT). VAT
memproduksi sitokin yang menyebabkan resistensi insulin dengan cara mengurangi
sensitivitas insulin di jaringan peripheral (Dipiro Pharmacotherapy 7th
edition page 1212).
c. Aktivitas
dan olahraga yang kurang. Kurangnya aktivitas dan olahraga akan menyebabkan
resistensi insulin meningkat dan menyebabkan glukosa lebih banyak masuk ke
dalam darah.
3.
Jelaskan keterkaitan keluhan yang ada
pada Tuan RM dengan DM dan gejala klinik DM yang lain!
Jawab:
Keterkaitan
keluhan yang ada pada pasien dengan DM dan gejala klinik DM lain:
a. Tubuh
sering merasa lemah dan lelah.
Adanya resistensi insulin menyebabkan
terjadi gangguan metabolisme karbohidrat sehingga proses glikolisis menurun. Pada
proses glikosis, glukosa dipecah menjadi asam piruvat dan ATP yang berfungsi
sebagai sumber energi. Menurunnya proses glikolisis menyebabkan sumber energi
berkurang dan tubuh menjadi lemah dan lelah.
b. Turunnya
berat badan pasien.
Pada penderita DM, efek metabolik dari
insulin akan terganggu. Sehingga insulin tidak bisa masuk ke dalam sel.
Kemudian tubuh akan melakukan glukoneogenesis (sintesis glukosa dari protein
dan lemak). Jika glukoneogenesis terjadi terus menerus maka akan terjadi
lipolisis dan proteolisis sehingga menurunkan berat badan pasien.
c. Sering
kencing pada malam hari.
Gangguan metabolisme glukosa yang
dialami pasien DM akan menyebabkan diuresis meningkat karena glukosa bersifat
diuresis osmotik.
4.
Jelaskan klasifikasi DM! Tuan RM di atas
mengalami tipe DM yang mana?
Jawab:
Klasifikasi
DM:
a. DM
tipe 1
Adanya destruksi autoimun dari sel-sel
beta kelenjar pankreas yang mengakibatkan defisiensi sekresi insulin absolut.
b. DM
tipe 2
Adanya kegagalan sel-sel sasaran insulin
untuk merespon insulin secara normal, keadaan ini disebut resisten insulin.
Selain itu dapat juga timbul gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa
hepatik yang berlebihan. Pada tipe ini, sel beta pankreas tidak mengalami
kerusakan sehingga defisiensi fungsi insulin hanya bersifat relatif. Banyak
faktor resiko yang terjadi pada DM tipe 2, yaitu obesitas, riwayat keluarga,
dan sebagainya.
c. DM
tipe lain
Dapat disebabkan oleh efek genetik
fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,
endokrinopati, karena obat/ zat kimia, infeksi, sebab imunologi, dan sindrom
genetika lain yang berkaitan dengan DM.
d. DM
gestasional
Intoleransi glukosa yang didapati pada
masa gestasional (kehamilan), biasanya pada trisemester kedua/ ketiga. DM
gestasional berhubungan dengan meningkatnya komplikasi perinatal (di sekitar
waktu melahirkan), dan ibu beresiko menderita DM dalam jangka waktu 5-10 tahun
setelah melahirkan.
Tn RM mengalami DM tipe 2 berdasarkan
faktor resiko yang sama.
5.
Jelaskan peran insulin dalam
mengendalikan gula darah!
Jawab:
Peran
insulin dalam mengendalikan glukosa darah:
·
Dalam hati
1. Insulin
meningkatkan penyimpanan energi melalui stimulasi sintesis glikogen dan
penyimpanan. Selain itu, insulin menstimulasi lipogenesis dan meningkatkan
sintesis protein.
2. Insulin
menghambat keluaran glukosa hepatik melalui penghambatan glukoneogenesis dan
glikolisis. Insulin juga menghambat oksidasi asam lemak dan menurunkan produksi
bahan keton (ketogenesis).
·
Dalam otot
Insulin menstimulasi ambilan glukosa dan
meningkatkan penyimpanan glukosa dengan menstimulasi sintesis glikogen serta
menghambat katabolisme.
·
Dalam lemak
Membantu penyimpanan lemak karena
meningkatkan alfa-gliserofosfatase suatu perantara esterifikasi asam lemak
bebas, yang kemudian disimpan sebagai trigliserida.
6.
Jelaskan alasan pilihan obat metformin
untuk pasien di atas! Bagaimanakah cara kerja obat ini? Sebutkan efek samping
yang potensial dan cara mengatasi ESO tersebut!
Jawab:
Untuk
penderita DM dengan kriteria seperti Tn RM yang merupakan DM tipe 2, obat yang
cocok adalah metformin. Karena pada DM tipe 2 sensitifitas insulin menurun dan
metformin berfungsi untuk menurunkan glukosa darah pada tingkat seluler. Selain
itu, metformin juga menurunkan produksi gula hati dan menekan nafsu makan
sehingga cocok untuk pasien yang obesitas.
Mekanisme
kerja metformin adalah metformin tidak menyebabkan rangsangan sekresi insulin
dan umumnya tidak menyebabkan hipoglikemia. Metformin juga menurunkan produksi
glukosa di hepar dan meningkatkan sensitifitas jaringan otot dan adipose
terhadap insulin. Efek ini terjadi karena adanya aktivasi kinase di sel.
Efek
sampingnya adalah pada saluran pencernaan, termasuk rasa tidak nyaman pada
perut/ diare pada 30% pasien. Terkadang anoreksia, mual.
Cara
mengatasi ESO:
·
Untuk mengurangi mual: obat diberikan
setelah makan/ pada saat makan.
·
Efek samping pada saluran pencernaan:
metformin hendaknya dimulai pada dosis rendah dengan peningkatan secara
bertahap/ digunakan sediaan extended
release, untuk meminimalkan ESO.
7.
Jelaskan keterkaitan perubahan gaya
hidup dengan harapan terkendalinya gula darah pasien di atas!
Jawab:
Perubahan
gaya hidup berkaitan dengan harapan terkendalinya gula darah pasien. Untuk mengendalikan
gula darah, pasien DM tipe 2 harus diet karena sebagian besar pasien DM tipe 2
memerlukan batasan kalori untuk menurunkan berat badan dan menurunkan
resistensi insulin. Selain diet, aktivitas fisik atau olahraga juga diperlukan untuk
memperbaiki resistensi insulin dan kontrol gula darah karena dengan aktivitas
fisik, masuk ke glukosa ke dalam jaringan akan meningkat meskipun tanpa
insulin. Juga menurunkan faktor resiko kardiovaskular serta berkontribusi
terhadap penurunan dan mempertahankan berat badan.
8.
Untuk seorang dengan faktor resiko
seperti di atas, kapankah sebaiknya dilakukan skrining untuk DM?
Jawab:
Menurut
American Diabetes Association (ADA), skrining DM tipe 2 dilakukan setiap 3
tahun pada semua orang dewasa dimulai dari usia 45 tahun. Pengujian ini lebih
difokuskan dengan mempertimbangkan faktor usia dan faktor resiko lainnya. Pengujian
yang dianjurkan adalah uji glukosa puasa.
0 comments