Catatan Kecil Apoteker

Sebuah blog yang berisi tentang ilmu farmasi

Latest Posts

INJEKSI DAN MACAM-MACAMNYA

By 21:37




          Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui selaput lender. Injeksi dapat berupa larutan, emulsi, suspense, atau serbuk steril yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan.
          Macam-macam injeksi
1.       Injeksi intrakutan atau intradermal (i.c)
Biasanya berupa larutan atau suspense dalam air,volume yang disuntikkan sedikit (0,1-0,2 ml). digunakan untuk tujuan diagnose. Biasanya yang digunakan adalah larutan alergenik.
2.      Injeksi subkutan atau hipderma (s.c)
Umumnya larutan isotonus, jumlah yang disuntikkan tidak lebih dari 1 ml. disuntikkan ke dalam jaringan di bawah kulit ke dalam “alveola”, kulit mula-mula diusap dengan cairan desinfektan (etanol 70%). Dapat ditambahkan dengan vasokonstriktor seperti Epinefrina 0,1% untuk melokalisir efek obat. Larutan harus sedapat mugkin isotonus, sedang pH-nya sebaiknya netral, dimaksudkan untuk mengurangi iritasi jaringan dan mencegah kemugkinan terjadi nekrosis (mengendornya kulit). Jika tidak disuntikkan secara infuse, volume injeksi 3 – 4 liter sehari, masih dapat disuntikkan secara subkutan dengan penambahan hialuronidase ke dalam injeksi atau jika sebelumnya disuntik hialuronidase.
3.      Injeksi intramuskulus (i.m)
Merupakan larutan atau suspense dalam air atau minyak atau emulsi. Disuntikkan masuk otot daging dan volume sedapat mungkin tidak lebih dari 4 ml. penyuntikan volume besar dilakukan dengan perlahan-lahan untuk mencegah rasa sakit, sedapat mungkin tidak lebih dari 4 ml. Ke dalam otot dada dapat disuntikkan sampai 200 ml, sedang otot lain volume yang disuntikkan lebih kecil.
4.     Injeksi intravenous (i.v)
Merupakan larutan, dapat mengandung cairan yang tidak menimbulkan iritasi yang dapat bercampur dengan air, volume 1 ml sampai 10 ml. Larutan ini biasanya isotonus atau hipertonus. Bila larutan hipertonus maka disuntikkan perlahan-lahan. Jika larutan yang diberikan banyak umumnya lebih dari 10 ml disebut infuse, larutan diusahakan supaya isotonus dan diberikan dengan kecepatan 50 tetes tiap menit dan lebih baik pada suhu badan.
Emulsi minyak-air dapat diberikan, asal ukuran butiran minyak cukup kecil (emulsi mikro). Bentuk suspense atau emulsi makro tidak boleh diberikan melalui intravena.
Larutan injeksi intervena, harus jernih betul bebas dari endapan atau partikel padat karena dapat menyumbat kapiler dan menyebabkan kematian. Jika dosis tunggal dan diberikan lebih dari 15 ml, injeksi intravenous tidak boleh mengandung bakterisida dan jika lebih dari 10 ml harus bebas pirogen.
Penggunaan injeksi intravenous diperlukan bila dikehendaki efek sistemik yang cepat, karena larutan injeksi masuk langsung ke dalam sisrkulasi sistemik melalui vena perifer. Larutan infuse biasanya mengandung elektrolit dan substansi nutrisi yang esensial.
5.      Injeksi intraarterium(i.a)
Umumnya berupa larutan , dapat mengandung cairan non-iritan yang dapat bercampur dengan air, volume yang disuntikkan 1 ml sampai 10 ml dan digunakan bila diperlukan efek obat yang segera dalam daerah perifer. Injeksi intraarterium tidak boleh mengandung bakterisida.
6.     Injeksi intrakor atau intrakardial (i.k.d)
Berupa larutan, hanya digunakan untuk keadaan gawat, dan disuntikkan ke dalam otot jantung atau ventrikulus. Injeksi intraarterium tidak boleh mengandung bakterisida.
7.     Injeksi intratekal (i.t), intraspinal, intradunal
Berupa larutan harus isotonus, sebab sirkulasi cairan cerebropintal adalah lambat, meskipun larutan anestetika sumsum tulang belakang sering hipertonus. Larutan harus benar-benar steril, bersih sebab jaringan syaraf daerah anatomi di sini sangat peka. Injeksi disuntikkan ke dalam saluran sumsum tulang belakang (antara 3 – 4 atau 5 – 6 lumba vertebra) yang ada cairan cerebrospinal.
8.     Injeksi intratikulus
Berupa larutan atau suspense dalam air yang disuntikkan ke dalam cairan sendi dalam rongga sendi.
9.     Injeksi subkonjungtiva
Berupa larutan atau suspense dalam air yang untuk injeksi selaput lendir mata bawah, umumnya tidak lebih dari 1 ml.
10.  Injeksi yang digunakan lain:
a.     Intraperitoneal (i.p), disuntikkan langsung ke dalam rongga perut. Penyerapan cepat, bahaya infeksi besar dan jarang dipakai.
b.     Peridural (p.d), ekstra dural, disuntikkan ke dalam ruang epiura, terletak di atas durameter, lapisan penutup terluar dari otak dan sumsum tulang belakang.
c.      Intrasisternal (i.s) disuntikkan ke dalam saluran sumsum tulang belakang pada otak.
PUSTAKA: Anief, Moh.2005. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

You Might Also Like

0 comments