RANGKUMAN FARMAKOLOGI (buat UTS cuy) :D
C Farmakologi adalah ilmu mengenai
pengaruh senyawa terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya lewat
reseptor, kita biasa menyebutnya “OBAT”. (Farmakologi dan Terapi UI, 2012)
C Toksikologi adalah suatu cabang dari
ilmu farmakologi yang mempelajari efek yang tidak dikehendaki dari senyawa
kimia pada sistem biologi mulai dari individual sel sampai pada ecosystem yang
kompleks. (ASPET, 2000).
C Farmakokinetik adalah yang dialami
obat yang diberikan pada suatu makhluk yaitu absorpsi, distribusi,
biotransformasi, dan ekskresi.
C Farmakodinamik adalah pengaruh obat terhadap
sel hidup, organ atau makhluk, secara keseluruhan erat berhubungan dengan
fisiologi, biokimia,dan patologi.
C Efek samping
Pasti
kalian bertanya-tanya kenapa sih efek samping bisa terjadi? Ya soalnya
kebanyakan obat kan dari senyawa kimia dan yang namanya bahan kimia itu nggak
seratus persen aman. Inget juga, kalau obat dan racun itu beda tipis. Obat bisa
jadi racun dan racun juga bisa jadi obat. Tergantung dosisnya, Coy! Kalau
masalah efek samping, errr langsung contoh ya? Misal Parasetamol, analgesik dan
antipiretik paling terkenal seantero dunia. Parasetamol diberikan secara per
oral (diminum keak biasanya gitu, Mblo). Abis diminum kemudian diabsorpsi
(soalnya bentuknya larutan jadi nggak perlu ngalamin proses Liberation /
pemecahan kayak sediaan tablet). Diabsorpsinya tuh di sel epitel usus halus dan
masuk sirkulasi. Lalu didistribusikan ke seluruh tubuh menuju sel target yaitu
hipotalamus (inget yak, pusat pengaturan suhu tubuh ada di hipotalamus). Hingga
akhirnya si obat ini berikatan dengan sel target di hipotalamus dan panasnya
turun deh, yeay!!! -_-
Ini
tadi kan parasetamolnya nggak cuma didistribusikan ke hipotalamus doang. Pasti
ada kemungkinan dia mengalir kemana-mana dalam tubuh kita, bisa jadi ke hepar
juga. Jadilah efek samping hepatotoksik. Makanya, kalo make parasetamol dalam
jangka waktu yang lama bisa merusak hepar. Begonoo... Paham kan, Murid-murid?
Baguuuus... ^_^
Efek
samping ini ada dua tipe:
1.
Tipe A Dapat diprediksi
Dapat dihindari dengan
pemahaman farmakokinetik/farmakodinamik, penghindaran polifarmasi (resep dengan
banyak obat di dalamnya, karena obat yang satu untuk menanggulangi efek samping
dari obat lainnya).
Ex. Anticholinergik :
mulut kering, ephedrine (yang biasanya di obat flu itu lhoo): palpitasi,
antihistamin : rasa kantuk.
2.
Tipe B Tidak dapat diprediksi
Jarang
terjadi (5 – 10 %)
Bersifat
life – threatening dan merupakan iatrogenik (drug – induced disease) à jujur gue belum paham ini maksudnya apaa T.T
Ex.
Reaksi idiosyncratic, imunologic/ allergic (anaphylaxis)
C BBB (bukan “Bukan Bintang Biasa” lho
ya, tapi Blood Brain Barrier alias Sawar Darah Otak) à nggak semua obat bisa nembus otak
WHY?
|
BBB Sawar antara darah dan otak
Sel-sel endotel pembuluh
darah kapiler otak membentuk tight – junction (maksudnya nggak ada celah antara
sel-sel endotel ituu)
Dan sel-sel pembuluh
darah tadi dibalut sama tangan-tangan astrosit (inget, Astro = bintang,
bayangin aja bentuknya kayak bintang terus tangannya bintang kan banyak, paling
nggak lima kan ya, nah itu seperti mengenggam pipa atau si pembuluh darah
kapiler tadi) dan bentuknya tuh membran-membran, jadi berlapis-lapis getooooh.
Soooo,
Kan
membran bentuknya fosfolipid, dari lemak, obat yang bisa masuk hanya obat yang
bisa larut lemak dengan baik dan juga bukan substrat dari P-glikoprotein (P-gp)
atau juga Multidrug Resistance Proteins (MRP). Jadi, contohnya??
Ex. Loperamid àlarut lemak tapi juga substratnya
P-gp, jadi nggak bisa masuk otak. (Loperamid ini untuk pengobatan diare kronik.
Dapat memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler
dan longitudinal usus. Juga dapat berikatan dengan reseptor opioid à mengakibatkan efek konstipasi.
F
Rifampisin Obat TBC, biasanya digunakan
bersama isoniazol.
Pemacu metabolisme
obat yang cukup kuat
Jadi kalo diberikan bersama obat
hipoglikemik oral, kortikosteroid, dan kontrasepsi oral akan berkurang
efektifitasnya. Juga bisa menghambat metabolisme vitamin D. (Untuk lebih jelasnya lagi gimana bisa
begitu, saya belum ngerti. Nyari di literatur juga belum nemu. Kalau kamu tau,
komen yah? :D )
F
Erytromisin Menghambat sitokrom
P-450 (yang kerjanya jadi
bronkodilator dan stimulan) à jadiiii, bisa meningkatkan
toksisitas karbamazepin, kortikosteroid, siklosporin, digoksin, warfarin,
terfenalin, astemizol, dan teofilin.
BETEWE, siapa itu
Erytromisin??????
|
Si cantik dari jembatan
ancol, eeehhh salah pokus salah pokus. Itu lho antibiotik buat kuman-kuman
batang gram positif keak C.perfringens, C.diphtheriae, dan L.monocytogenes.
juga kuman kokus gram positif keak S.pyogenes, S.pneumoniae, dan S.viridans.
juga S.aureus peka juga ama antibiotik ini.
Udaah dulu ya, Mblo! Gua ngantuk
bingiits. Mo tiduur. Ntar dilanjutin lagi. Bye bye.
(doain ye, moga u te es gue lancar. Biar
loe bisa nemu “catatan akhir semester 5” yang heppi : ) )
0 comments