Catatan Kecil Apoteker

Sebuah blog yang berisi tentang ilmu farmasi

Latest Posts

RANGKUMAN FARMAKOLOGI (buat UTS cuy) :D

By 02:06



C  Farmakologi adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya lewat reseptor, kita biasa menyebutnya “OBAT”. (Farmakologi dan Terapi UI, 2012)
C  Toksikologi adalah suatu cabang dari ilmu farmakologi yang mempelajari efek yang tidak dikehendaki dari senyawa kimia pada sistem biologi mulai dari individual sel sampai pada ecosystem yang kompleks. (ASPET, 2000).
C  Farmakokinetik adalah yang dialami obat yang diberikan pada suatu makhluk yaitu absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi.
C  Farmakodinamik adalah pengaruh obat terhadap sel hidup, organ atau makhluk, secara keseluruhan erat berhubungan dengan fisiologi, biokimia,dan patologi. 
C Efek samping
Pasti kalian bertanya-tanya kenapa sih efek samping bisa terjadi? Ya soalnya kebanyakan obat kan dari senyawa kimia dan yang namanya bahan kimia itu nggak seratus persen aman. Inget juga, kalau obat dan racun itu beda tipis. Obat bisa jadi racun dan racun juga bisa jadi obat. Tergantung dosisnya, Coy! Kalau masalah efek samping, errr langsung contoh ya? Misal Parasetamol, analgesik dan antipiretik paling terkenal seantero dunia. Parasetamol diberikan secara per oral (diminum keak biasanya gitu, Mblo). Abis diminum kemudian diabsorpsi (soalnya bentuknya larutan jadi nggak perlu ngalamin proses Liberation / pemecahan kayak sediaan tablet). Diabsorpsinya tuh di sel epitel usus halus dan masuk sirkulasi. Lalu didistribusikan ke seluruh tubuh menuju sel target yaitu hipotalamus (inget yak, pusat pengaturan suhu tubuh ada di hipotalamus). Hingga akhirnya si obat ini berikatan dengan sel target di hipotalamus dan panasnya turun deh, yeay!!! -_-
Ini tadi kan parasetamolnya nggak cuma didistribusikan ke hipotalamus doang. Pasti ada kemungkinan dia mengalir kemana-mana dalam tubuh kita, bisa jadi ke hepar juga. Jadilah efek samping hepatotoksik. Makanya, kalo make parasetamol dalam jangka waktu yang lama bisa merusak hepar. Begonoo... Paham kan, Murid-murid? Baguuuus... ^_^
Efek samping ini ada dua tipe:
1.      Tipe A                    Dapat diprediksi
Dapat dihindari dengan pemahaman farmakokinetik/farmakodinamik, penghindaran polifarmasi (resep dengan banyak obat di dalamnya, karena obat yang satu untuk menanggulangi efek samping dari obat lainnya).
Ex. Anticholinergik : mulut kering, ephedrine (yang biasanya di obat flu itu lhoo): palpitasi, antihistamin : rasa kantuk.
2.      Tipe B                    Tidak dapat diprediksi
Jarang terjadi (5 – 10 %)
Bersifat life – threatening dan merupakan iatrogenik (drug – induced disease) à jujur gue belum paham ini maksudnya apaa T.T
Ex. Reaksi idiosyncratic, imunologic/ allergic (anaphylaxis)

C   BBB (bukan “Bukan Bintang Biasa” lho ya, tapi Blood Brain Barrier alias Sawar Darah Otak) à nggak semua obat bisa nembus otak
WHY?
 
                                               


 



 BBB                 Sawar antara darah dan otak
Sel-sel endotel pembuluh darah kapiler otak membentuk tight – junction (maksudnya nggak ada celah antara sel-sel endotel ituu)
Dan sel-sel pembuluh darah tadi dibalut sama tangan-tangan astrosit (inget, Astro = bintang, bayangin aja bentuknya kayak bintang terus tangannya bintang kan banyak, paling nggak lima kan ya, nah itu seperti mengenggam pipa atau si pembuluh darah kapiler tadi) dan bentuknya tuh membran-membran, jadi berlapis-lapis getooooh.
 



Soooo,
Kan membran bentuknya fosfolipid, dari lemak, obat yang bisa masuk hanya obat yang bisa larut lemak dengan baik dan juga bukan substrat dari P-glikoprotein (P-gp) atau juga Multidrug Resistance Proteins (MRP). Jadi, contohnya??
Ex. Loperamid àlarut lemak tapi juga substratnya P-gp, jadi nggak bisa masuk otak. (Loperamid ini untuk pengobatan diare kronik. Dapat memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Juga dapat berikatan dengan reseptor opioid à mengakibatkan efek konstipasi.
F    Rifampisin                  Obat TBC, biasanya digunakan bersama isoniazol.
Pemacu metabolisme obat yang cukup kuat

Jadi kalo diberikan bersama obat hipoglikemik oral, kortikosteroid, dan kontrasepsi oral akan berkurang efektifitasnya. Juga bisa menghambat metabolisme vitamin D. (Untuk lebih jelasnya lagi gimana bisa begitu, saya belum ngerti. Nyari di literatur juga belum nemu. Kalau kamu tau, komen yah? :D )
F     Erytromisin                          Menghambat sitokrom P-450 (yang kerjanya jadi    bronkodilator dan stimulan) à jadiiii, bisa meningkatkan toksisitas karbamazepin, kortikosteroid, siklosporin, digoksin, warfarin, terfenalin, astemizol, dan teofilin.
BETEWE, siapa itu Erytromisin??????
 





Si cantik dari jembatan ancol, eeehhh salah pokus salah pokus. Itu lho antibiotik buat kuman-kuman batang gram positif keak C.perfringens, C.diphtheriae, dan L.monocytogenes. juga kuman kokus gram positif keak S.pyogenes, S.pneumoniae, dan S.viridans. juga S.aureus peka juga ama antibiotik ini.


Udaah dulu ya, Mblo! Gua ngantuk bingiits. Mo tiduur. Ntar dilanjutin lagi. Bye bye.
(doain ye, moga u te es gue lancar. Biar loe bisa nemu “catatan akhir semester 5” yang heppi : ) )

You Might Also Like

0 comments